Film ini rencananya akan tayang di berbagai negara seperti Rusia, Belarus, Uzbekistan, Kyrgystan, Singapura, Uni Emirat Arab, Vietnam, dan Taiwan.
Penayangan film yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy dan diproduseri oleh Angga Dwimas Sasongko Halim ini menjadi bukti bahwa cerita lokal dapat dikemas secara universal. Don sebagai karakter utama mewakili banyak anak di Indonesia berjuang untuk diakui dan menemukan kepercayaan diri. Film ini sukses menjadi jembatan antara budaya lokal dan penonton global.
Baca Juga : 7 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Jumbo Rebut Posisi KKN di Desa Penari
Di Indonesia sendiri film animasi ini sukses meraih lebih dari 10 juta penonton pada awal Juni 2025. Angka ini melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh “KKN di Desa Penari”.
Di tengah dominasi film horor yang kini menguasai lebih dari setengah pasar layar lebar Tanah Air. “Jumbo” membuktikan bahwa film animasi juga layak ditonton.
Banyak hal menarik dari film ini. Selain membangkitkan nostalgia akan kampung halaman, Jumbo juga menyampaikan pesan-pesan moral yang lazim dalam kehidupan modern . Film ini menekankan pentingnya persahabatan, keberanian, dan empati. Tema-tema ini disampaikan secara halus melalui petualangan Don, sehingga mudah dipahami oleh penonton dari segala usia.
Baca Juga : Film Jumbo Tembus 10 Juta Penonton, Cetak Sejarah dan Siap Geser KKN di Desa Penari
Tema yang diangkat dalam film ini juga sangat dekat dengan keseharian penonton, cinta keluarga, impian, dan kepercayaan diri. Tidak heran, banyak penonton yang menangis saat menyaksikan adegan-adegan hangat Don bersama keluarganya.
Dukungan dari warganet menjadi salah satu di balik popularitas Jumbo adalah dukungan organik dari warganet yang bikin film ini viral. Para penonton yang menamakan diri mereka “Jumbo’s Free Buzzers” ramai membuat meme, potongan video, dan unggahan kreatif di X (Twitter) dan TikTok.
Film “Jumbo” mengisahkan seorang tokoh bocah bernama Don. Ia adalah seorang anak yatim berusia 10 tahun berbadan besar, ingin membuktikan dirinya lewat pentas seni yang terinspirasi dari buku dongeng orangtuanya yang dicuri oleh teman.
